Kelainan Dan Gangguan Mental Pada Anak, Tanda-Tanda anak menderita autis

Menjaga kesehatan anak, munculnya beragam penyakit yang  sering menyerang anak membuat orangtua menjadi khawatir. Kita berusaha  dengan semaksimal untuk menghindari penyakit tersebut agar tidak menyerang buah hati.

Sekarang kita tidak perlu khawatir yang sangat berlebihan, karena kita akan membahasnya di sini. Selain kita membahas tentang kesehatan anak, kita juga akan membahas tetang berbagai penyakit yang terjadi pada anak seperti gangguan mental dan fisik pada anak, lengkap dengan tips mengenal, mencegah dan menyembuhkan, kita pun bisa dengan melakukannya sejak dini bahkan sejak dalam kandungan di dalam Rahim ibu.

Kelainan dan gangguan mental pada anak

Autis

Di dalam kamus kedokteran gangguan mental autis di definisikan sebagai keadaan introversi mental dengan perhatian yang hanya tertuju pada ego sendiri. Seorang anak yang telah mengalami gangguan seperti ini akan terlihat lebih emosional dan di tandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang bahasa, kognitif, tingkah atau perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Seseorang anak yang mengalami gangguan tersebut secara umum akan mengalami efek pada sistem pencernaaan, syaraf, dan kekebalan tubuh. Efek enzim dipetil transferase yang berlebihan dalam tubuhnya enyebabkan akan tidak bisa mencerna casein atau susu sapi dan gluten atau terigu.

Penyakit Autis adalah suatu kelainan syaraf yang unik, karena tidak ada tes medis yang dapat membedakan diagnosis autis. EEG,  X-RAY, pemeriksaan darah, dan lain sebagainya pada umumnya adalah normal. Seorang bayai yang telah mengalamai autis, ketiak dipanggil namanya dia tidak akan merespon. Bayi juga terlihat kurang menjalin hubungan dengan orang lain, dan secara garis besar pengidap gangguan mental tersebut tidak memperhatikan keberadaan orang lian yang ada disekitarnya, namun terkadang membuat kontak dengan orang lain, tapi tidak tahu bagaimana harus bertindak. Ketika bermain ia terlihat kasar, mengulang-ulang dan tampak gelisah.

Tanda-tanda anak menderita autis

Untuk memeriksa apakah seseorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 International Classification Of Diseases 1993 dan DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual 1994 merumuskan kriteria diagonis untuk autis infantil yang isinya sama.

Gangguan kualitatif dalam melakukan interaksi sosial yang timbal balik.

1. Tidak mampu menjalin interaksi social yang cukup memadai seperti kontak mata yang sangat kurang dan ekspresi muka kurang hidup serta gerak gerik yang kurang tertuju.
2. Tidak mampu bermain dengan teman sebayanya dengan baik.
3. Tidak ada rasa empati dan tidak mampu merasakan apa ang dirasakan oleh orang lain.
4. Perkembangan bicara yang terlambat atau sama sekali tidak berkembang dengan baik. Anak tidak bisa berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal.
5. Bila anak bisa berbicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
6. Sering menggunakan bahasa yang sulih dipahami atau aneh dan terkadang di ulang-ulang.
7. Cara bernainnya kurang variatif, imajinatif dan kurang dapat meniru.
8. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan terkadang berlebihan.
9. Terpaku hanya pada suatu kegiatan yang ritualistic dan rutinitas yang tidak ada manfaatnya.
10. Terdapat gerakan yang aneh dan diulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.

Ganguan mental ini memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang di alami. Di Indonesia sendiri ada dua penyandang autis yang berhasil disembuhkan dan kini mereka dapat hidup layaknya seperti orang-orang pada umumnya dan berprestasi. Dan di Amerika, dimana penyandang autis ditangani dengan serius sehingga presentase kesembuhan lebih besar.